Jumat, 14 Januari 2011
Cula Murka
Sepasang cula penanduk murka
telah jauh di pintas fatamorgana
tatap tak nanar
realita mebeliak retina
tajam menghunus hina
mantra di lembar putih
tanpa sesajen di altar komat kamit
jilid pustaka merangkum kesucian BAGINDA
tiang di penjuru jiwa
meranum bulatan jingga di ufuk barat
Molekul jiwa ambal imani
tak tergoyang pematang murka
cula kan menciut
senyum belati tajam tak menikam
tameng di sesembahan roh suksma
semburan tirta nirwana mengalir tenang
dalam kepastian membela darah mendidih
tuk tak larut cairan raksa baru
Cula patah
tak tersampaikan mencabik kasta
tertulis kasta sang penentang
tabuh seruling melantun tala
senada pelipur puri khahyangan
nan kan mengubur bara bara di lautan pasir
bara terjebak letup fatamorgana
telah jauh di pintas fatamorgana
tatap tak nanar
realita mebeliak retina
tajam menghunus hina
mantra di lembar putih
tanpa sesajen di altar komat kamit
jilid pustaka merangkum kesucian BAGINDA
tiang di penjuru jiwa
meranum bulatan jingga di ufuk barat
Molekul jiwa ambal imani
tak tergoyang pematang murka
cula kan menciut
senyum belati tajam tak menikam
tameng di sesembahan roh suksma
semburan tirta nirwana mengalir tenang
dalam kepastian membela darah mendidih
tuk tak larut cairan raksa baru
Cula patah
tak tersampaikan mencabik kasta
tertulis kasta sang penentang
tabuh seruling melantun tala
senada pelipur puri khahyangan
nan kan mengubur bara bara di lautan pasir
bara terjebak letup fatamorgana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar