Tiada batas beliak mata memanjakan,..
oleh selok keanggunan alam,..
butir butir sinaran mengkristal jiwa,..
di beranda kalbu tersimpan aneka warna,..
nan kemerlap laksana manikam tahta,..
balutan pelangipun selongsongi,..
dalam luapan didih emosi surut undur diri,..
bersinggah hiasi anggunnya alam tertatap,..
Walau kadang terik mentari menampar,..
terkadang dingin menyayat tulang belulang,..
derai kerumun tirta singgah tanpa sapa,..
itu semua aral nan kan ku tepis jari tarian kehidupan,..
namun itu bukanlah keputusan beralibi,..
tuk temukan lembar obsesi,..
di sela debu berdansanya gerak sang penari,..
Merah darah ini menyimpan kobaran rasa,..
gejolak empedu beradu pasrah,..
amarah, diam, dan jenuh berbaur,..
menyatu dalam kibaran ego,..
khalayak menerka tiada guna,..
nan tak menatap di balik batu nurani,..
berkecimpung norma jalanan,..
nan ku alami di tajamnya celoteh insan,..
ku hanya bertahan di balik kesucian dan lembutnya jiwa,..
di antara hitam pujian tak tersanjung,..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar