Sabtu, 13 November 2010
Terkhianati
Hitam di balik putih unjuk diri,..
merobek musim semi taman hati,..
tanpa sisa hangus terlahap letup bara,..
terjatuh hingga kering tak bercahaya,..
pisau menghuni punggung pilu,..
kau rampas tongkat titah,..
merdu berubah sendu,..
bising kudengar di setiap nafas,..
oleh celoteh khianat durjana,..
Terasa onak menancap di sekujur gelisah,..
kaing meronta tiada kuasa,..
runtuh di antara himpitan puing puing dera,..
gelap tatap ini saat putik mulai memekar,..
terlewatkan pesona oleh kegarangan luapan api,...
hingga tersungkur di atas tanah retak,..
menelan sayatan bangkai tumbal,..
dari belakang pentas yang kau mainkan,..
ku menutup aksara tuk mereda,..
dari mendidihnya darah merah merekah,..
diam mengurai makna khianat,..
tuk merapatkan kesejukan mengusir bara,..
merobek musim semi taman hati,..
tanpa sisa hangus terlahap letup bara,..
terjatuh hingga kering tak bercahaya,..
pisau menghuni punggung pilu,..
kau rampas tongkat titah,..
merdu berubah sendu,..
bising kudengar di setiap nafas,..
oleh celoteh khianat durjana,..
Terasa onak menancap di sekujur gelisah,..
kaing meronta tiada kuasa,..
runtuh di antara himpitan puing puing dera,..
gelap tatap ini saat putik mulai memekar,..
terlewatkan pesona oleh kegarangan luapan api,...
hingga tersungkur di atas tanah retak,..
menelan sayatan bangkai tumbal,..
dari belakang pentas yang kau mainkan,..
ku menutup aksara tuk mereda,..
dari mendidihnya darah merah merekah,..
diam mengurai makna khianat,..
tuk merapatkan kesejukan mengusir bara,..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar