Hiruk pikuk pelontar lelah
di sepanjang trotor
saat terik menguliti aspal
tugu tani mematung
menatap puluhan pasang mata
dalam kelakar gagah
para nafas yang ceria
acuhkan gundah lalu lalang mesin mesin
berderu di sela debu memata langit
Tugu tani membisu gagu
saat segerombolan pemain candu
melintas lesat
xenia yang liar
picu gas bengis
membabi buta pinggir trotoar
melabrak halte yang lugu
Porak poranda
histeri seketika
lebam
darah
tangis
jiwa yang melayang
tanpa alibi dosa dosa
terpejam
luruh
membujur kaku
semisal ceria sia sia
menjelma pilu
sebagai tumbal narkoba
Tidak ada komentar:
Posting Komentar