mencengkram langit
di antara bocah bocah
mendongengkan jeritan
saat menelanjangi karya
di pematang jalan
tanpa tudung
memayungi kepala
larut dalam tangis
Hingga ujung siang
senja masih menertawakan
mencibir ejaan kasar
menyudutkan naluri
dari jiwa kelaparan
dari jiwa tanpa moral
dari jiwa urakan
besit terdampar
kemana puji semestinya
naterbiasatuan berikan
kepada pangkat bintang
kepada loyalitas papan atas
kepada tuanmu demi sepotong sanjung
Tuan janganlah kau campakan
janganlah kau ludahi derajat
dengan topengmu di atas kemegahan nama
karena jiwa bagian dari bumi pertiwi
mengabdi gemintang negeri ini
mengukir tapak di jalanan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar