TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA, SAYA HANYA BISA MEMBERIKAN PENYALURAN YANG SINGKAT DAN SEDERHANA, SEMOGA BERMANFAAT

http;//jimmyamba.blogspot.com/

Rabu, 07 Juli 2010

Para Ahli Temukan Zat Kimia Dalam Coklat Ramah Buat Gigi

Apakah anda suka coklat? Atau gemar mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung coklat? Jika kita berbicara tentang masalah rasa, tanpa membicarakan tentang efek-efeknya tentu secara kompak kita akan mengangguk pasti. Tapi tahukah anda, bagaimana efek coklat bagi kesehatan tubuh kita? Banyak orang berpendapat bahwa coklat bisa menyebabkan sakit gigi, jerawat, penyakit jantung, diare, dan lain sebagainya. Melihat beberapa efek tersebut, tentu akan membuat orang berpikir berkali-kali untuk mengkonsumsi coklat. Tapi apakah pendapat itu benar? Wah, jika benar pabrik coklat bisa bangkrut dong..? Namun bagi anda para pecinta coklat, jangan cemas dulu! Para ahli telah melakukan penelitian dan studi yang menyatakan bahwa coklat aman untuk dikonsumsi, meskipun ada tanda “kutip”. Para ahli telah menemukan zat kimia dalam coklat, yaitu; Andamide, Antioksidan, Flavonoids, Glycemic index, Theobromine, Phytonutrient, Tryptophan, dan lain sebagainya yang mana amat berguna bagi tubuh manusia. Zat antioksidan bekerja memberantas sel-sel perusak yang bisa memperparah penyakit kronis seperti kanker dan jantung. Selain itu, mitos-mitos yang berkembang di masyarakat tentang coklat ternyata salah besar. Coklat tidak menimbulkan sakit gigi. Yang menyebabkan gigi sakit itu adalah gula yang dicampur dalam coklat. Gula yang masih menempel pada gigi diubah menjadi zat asam oleh bakteri dalam mulut hingga bisa membuat gigi teriritasi atau berlubang hingga akhirnya sakit. Coklat juga tidak menimbulkan sakit kepala, jerawat, obesitas, ataupun diare. Tentang diare, ada studi yang dilakukan di Children’s Hospital & Research Center Oakland pada 29 September 2005 lalu. Hasil studi menunjukkan bahwa zat flavonoids yang terdapat pada coklat justru dapat menghambat bertambahnya cairan pada penderita. Para ilmuan percaya bahwa flavonoids berguna sebagai suplemen alami. Pernyataan ini didukung oleh Journal of Nutrition.

Bagaimana dengan coklat yang dicampur susu yang kita kenal sebagai minuman susu coklat? Bagi seorang atlet yang telah kehabisan tenaga, dianjurkan minum susu coklat. Studi yang dilakukan pada tahun 2006 menyatakan bahwa susu coklat dapat membantu memulihkan kondisi karena mengandung karbohidrat dan protein. Namun susu yang dicampur coklat juga ada kelemahannya, karena coklat menghasilkan oxalis acid yang akan bereaksi dengan kalsium pada susu. Hal ini akan menghasilkan calcium oxalate yang akan menghambat penyerapan kalsium.

Selain itu juga diulas tentang sejarah coklat. Tahukah anda dari mana asal coklat? Dan siapa yang memulai mengolah coklat menjadi permen, makanan, dan minuman yang lezat? Coklat diolah dari biji pohon buah kakao. Asalnya dari Aztects, Mexico. Pohon coklat telah ditanam sejak 1100 SM hingga 1400 SM. Pada saat itu, biji buah coklat yang mengandung alkohol berkadar tinggi difermentasikan untuk membuat semacam tepung. Coklat dikonsumsi setiap hari dengan kombinasi lemak, isi, mentega, dan gula. Coklat mulai dikenal di Eropa karena dibawa oleh Christopher Columbus. Saat itu Christopher Columbus yang sedang melakukan perjalanan tiba di Yucatan pada tahun 1502. Ia menemukan pohon coklat dan membawanya ke Eropa. Pada perkembangan selanjutnya, coklat menjadi barang mewah dan sering dikonsumsi oleh para bangsawan Eropa. Hal itu berlangsung selama kurang lebih 300 tahun.

Pada tahun 1765, pabrik coklat mulai berdiri di Amerika, dengan nama Hannon Best’s Chocolate, yang kemudian berubah nama menjadi Baker Company. Pada tahun itu juga terjadi Revolusi Industri yang mana mulai bermunculan pula pabrik-pabrik coklat di Inggris dan beberapa negara Eropa lainnya; dari Van Houten, Cadbury, Ghirardelli, hingga Nestle.

Selain menyajikan tentang sejarah dan efek kesehatan, buku ini juga menguraikan tentang jenis-jenis tanaman coklat, efek psikologis, mitos coklat sebagai makanan dewa, aneka resep makanan dan minuman coklat, dan sebagainya. Buku ini bagus dibaca oleh siapa saja. Karena selain berbicara tentang masalah kesehatan, buku ini juga menambah pengetahuan tentang hal-hal yang sebelumnya tidak pernah terlintas dalam benak kita.
Penggemar coklat umumnya sepakat bahwa Belgia adalah penghasil coklat terlezat di dunia. Jika selama ini coklat dianggap musuh bagi gigi, dua produsen coklat dari Belgia, Daskalides dan Chocolaterie Smet nampaknya berhasil menepis anggapan itu dengan membuat coklat yang diklaim tidak menyebabkan gigi berlubang. Coklat tersebut adalah hasil temuan dari perusahaan penyuplai coklat Barry Callebaut, dan telah memperoleh label “Happy Tooth” dari Toothfriendly International, sebuah organisasi nirlaba yang mendedikasikan diri untuk peningkatan kesehatan gigi.
Menurut Direktur Toothfriendly International, Dr. Albert Bär, label Happy Tooth hanya diberikan pada produk yang dijamin aman bagi gigi, setelah melalui serangkaian riset ilmiah yang dilakukan oleh institusi kesehatan gigi yang berkualitas dan independen. Dengan adanya logo tersebut konsumen dibantu untuk memilih produk mana yang aman bagi gigi.
Bedanya, coklat ini tidak menggunakan bubuk susu melainkan protein susu, dan gula (sukrosa) digantikan oleh isomaltosa yaitu gula alami yang terdapat dalam gula tebu dan madu. Isomaltosa memiliki ikatan molekul yang lebih stabil, sehingga bakteri penyebab karies lebih sulit untuk mengubahnya menjadi asam. Oleh sebab itu setelah mengkonsumsi coklat ini, keasaman mulut tidak menurun ke level kritis yang diperlukan untuk terjadinya karies gigi. Isomaltosa juga mudah dicerna, dan tidak ada efek laksatif.
Meski ada komponen yang berbeda, rasa coklat ini tetap lezat. Terbukti dari survey yang dilakukan pada anak usia 6-12 tahun, 82% diantaranya menyebutkan enak dan sangat enak setelah memakan coklat buatan Callebaut. Para ibu dapat bernafas lega, meski belum dipastikan apakah coklat ini sudah tersedia di gerai-gerai dalam negeri.

Tidak ada komentar:

Prev Prev Prev
 

Lencana Facebook

Page Group